tag:blogger.com,1999:blog-10671703105572672162024-02-08T12:01:02.909-08:00sastrasastrahttp://www.blogger.com/profile/03904878982818911734noreply@blogger.comBlogger1125tag:blogger.com,1999:blog-1067170310557267216.post-69937865320196294462009-12-12T19:49:00.000-08:002009-12-12T19:56:30.897-08:00Sastra<meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Ccrystal%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:Wingdings; panose-1:5 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-charset:2; mso-generic-font-family:auto; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;} @font-face {font-family:Mangal; panose-1:0 0 4 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-charset:1; mso-generic-font-family:auto; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:32768 0 0 0 0 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} h1 {mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0cm; mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:0cm; mso-pagination:widow-orphan; mso-outline-level:1; font-size:24.0pt; font-family:"Times New Roman"; font-weight:bold;} h2 {mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0cm; mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:0cm; mso-pagination:widow-orphan; mso-outline-level:2; font-size:18.0pt; font-family:"Times New Roman"; font-weight:bold;} a:link, span.MsoHyperlink {color:blue; text-decoration:underline; text-underline:single;} a:visited, span.MsoHyperlinkFollowed {color:purple; text-decoration:underline; text-underline:single;} p {mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0cm; mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:0cm; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} span.mw-headline {mso-style-name:mw-headline;} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} /* List Definitions */ @list l0 {mso-list-id:682316464; mso-list-template-ids:127590216;} @list l0:level1 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:; mso-level-tab-stop:36.0pt; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt; mso-ansi-font-size:10.0pt; font-family:Symbol;} @list l1 {mso-list-id:1821310999; mso-list-template-ids:796817632;} @list l1:level1 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:; mso-level-tab-stop:36.0pt; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt; mso-ansi-font-size:10.0pt; font-family:Symbol;} ol {margin-bottom:0cm;} ul {margin-bottom:0cm;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p><b><span style="font-size:18pt;">Arti Dari Sebuah Sastra<o:p></o:p></span></b></p> <ul type="disc"><li class="MsoNormal" style=""><b>Sastra</b> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sanskerta" title="Sanskerta">Sanskerta</a>: <span lang="HI" style="font-family:Mangal;">शास्त्र</span>, <i>shastra</i>) merupakan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kata_serapan" title="Kata serapan">kata serapan</a> dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Sanskerta" title="Bahasa Sanskerta">bahasa Sanskerta</a> <i>śāstra</i>, yang berarti "teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar <i>śās-</i> yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia" title="Bahasa Indonesia">bahasa Indonesia</a> kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.Yang agak bias adalah pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih mengacu sesuai defenisinya sebagai sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah pada sastra yang kental nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah salah satu contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan sastra.Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sastra_lisan&action=edit&redlink=1" title="Sastra lisan (halaman belum tersedia)">sastra lisan</a> (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa" title="Bahasa">bahasa</a> yang dijadikan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wahana" title="Wahana">wahana</a> untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau bahasa. <o:p></o:p></li></ul> <p class="MsoNormal"><b><span style="font-size:18pt;">Novel<o:p></o:p></span></b></p> <p style="margin-left: 36pt;"><b>Novel</b> adalah sebuah karya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fiksi" title="Fiksi">fiksi</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prosa" title="Prosa">prosa</a> yang tertulis dan naratif; biasanya dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Novelis" title="Novelis">novelis</a>. Kata novel berasal dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Italia" title="Bahasa Italia">bahasa Italia</a> <i>novella</i> yang berarti "sebuah kisah, sepotong berita".<o:p></o:p></p> <p style="margin-left: 36pt;">Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cerpen" title="Cerpen">cerpen</a>, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sandiwara" title="Sandiwara">sandiwara</a> atau <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sajak&action=edit&redlink=1" title="Sajak (halaman belum tersedia)">sajak</a>. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut.<o:p></o:p></p> <p style="margin-left: 36pt;">Novel dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia" title="Bahasa Indonesia">bahasa Indonesia</a> dibedakan dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Roman" title="Roman">roman</a>. Sebuah roman alur ceritanya lebih kompleks dan jumlah pemeran atau tokoh cerita juga lebih banyak.</p> <p><o:p> </o:p></p> <p><o:p> </o:p></p> <h1><span style="font-size:18pt;">Komik<o:p></o:p></span></h1> <p style="margin-left: 36pt;"><b>Komik</b> adalah suatu bentuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Seni" title="Seni">seni</a> yang menggunakan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gambar" title="Gambar">gambar-gambar</a> tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Cerita&action=edit&redlink=1" title="Cerita (halaman belum tersedia)">cerita</a>. Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Teks&action=edit&redlink=1" title="Teks (halaman belum tersedia)">teks</a>. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Koran" title="Koran">koran</a>, dimuat dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Majalah" title="Majalah">majalah</a>, hingga berbentuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Buku" title="Buku">buku</a> tersendiri.<o:p></o:p></p> <h2><span class="mw-headline">Terminologi</span><o:p></o:p></h2> <ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="">Di tahun 1996, Will Eisner menerbitkan buku Graphic Storytelling, dimana ia mendefinisikan komik sebagai "tatanan gambar dan balon kata yang berurutan, dalam sebuah buku komik." Sebelumnya, di tahun 1986, dalam buku Comics and Sequential Art, Eisner mendefinisikan eknis dan struktur komik sebagai sequential art, "susunan gambar dan kata-kata untuk menceritakan sesuatu atau mendramatisasi suatu ide".Dalam buku Understanding Comics (1993) Scott McCloud mendefinisikan seni sequential dan komik sebagai "juxtaposed pictorial and other images in deliberate sequence, intended to convey information and/or to produce an aesthetic response in the viewer".Para ahli masih belum sependapat mengenai definisi <strong>komik</strong>. sebagian diantaranya berpendapat bahwa bentuk cetaknya perlu ditekankan, yang lain lebih mementingkan kesinambungan image dan teks, dan sebagian lain lebih menekankan sifat kesinambungannya (sequential). <o:p></o:p></li></ul> <p style="margin-left: 36pt;">Untuk lingkup nusantara, terdapat sebutan tersendiri untuk komik seperti diungkapkan oleh pengamat budaya Arswendo Atmowiloto (1986) yaitu cerita bergambar atau disingkat menjadi cergam yang dicetuskan oleh seorang komikus Medan bernama Zam Nuldyn sekitar tahun 1970. Sementara itu Dr. Seno Gumira Ajidarma (2002), jurnalis dan pengamat komik, mengemukakan bahwa komikus Teguh Santosa dalam komik Mat Romeo (1971) mengiklankannya dengan kata-kata "disadjikan setjara filmis dan kolosal" yang sangat relevan dengan novel bergambar.<o:p></o:p></p> <p><b><span style="font-size:18pt;">Sejarah Sastra<o:p></o:p></span></b></p> <p style="margin-left: 36pt;">DAPATKAH kita bayangkan seorang novelis kelahiran<br />Gilimanuk atau Sigli yang tak lagi membaca novel-novel Indonesia kecuali mungkin hanya Belenggu, Dari Suatu Masa Dari Suatu Tempat, dan<br />Surabaya, karena khazanah prosa di negerinya hanya memberinya gambaran<br />tentang seolah-olah novel? Dapatkah kita<br />bayangkan ia "hanya" mendalami Gilgamesh, Mimpi Kamar Merah, Genji<br />Monogatari, Mahabharata, Tristam Shandy, Kisah Seribu Satu Malam, Don<br />Quixote, Moby Dick, dan sejumlah novel dari Eropa Timur, Rusia dan<br />Afrika Utara dari Abad 20, dan membuat novel yang sungguh-sungguh novel<br />yang sudah keluar sama sekali dari jebakan "pembaruan" yang begitu<br />digemari kaum <a href="http://id.shvoong.com/tags/penulis/">penulis</a> senegerinya selama 32 tahun terakhir, juga dari<br />"novel terlibat" yang begitu dielu-elukan kaum "pembela masyarakat," kaum politik?Dapatkah kita memiliki seorang penyair yang tumbuh di<br />Bone atau Rogojampi, yang memandang santai tanpa beban, bahkan mungkin<br />tanpa anxiety of influence Chairil Anwar dan sejumlah penyair Indonesia<br />lain yang dianggap penting dalam 50 tahun terakhir namun memandang<br />serius Popul Vuh, puisi epik dari Nusatenggara dan Kalimantan Timur,<br />puisi Spanyol dari Zaman Barok, Walt Whitman, Sutasoma yang hanya ia<br />baca terjemahan Inggrisnya, Paradise Lost dan sejumlah puisi "modernis"<br />dari Argentina, Amerika Utara, dan India? Dapatkah kita bayangkan ia, yang seraya fasih dalam<br />teori-teori mutakhir, membandingkan anasir fantastik dan main-main dari<br />Bulgakov, Calvino, Gombrowicz, dan Cort_zar dengan sejumlah novel<br />Indonesia yang sering digotong sebagai "penggali akar tradisi" dan<br />menemukan bahwa yang disebut pertama ternyata lebih "Timur" ketimbang<br />yang kedua?Dia sedang menyempitkan dunia, segala sumber <a href="http://id.shvoong.com/tags/sastra/">sastra</a><br />dari segala zaman yang sebenarnya bisa dia pilih-gunakan dengan<br />merdeka, tetapi ternyata tidak ke dalam "para penyair terdahulu" yang<br />tak lain adalah "kanon" sastra negerinya, sehingga dia tak pernah siap<br />menjelajahi kemungkinan yang begitu kaya dalam khazanah puisi yang<br />sesungguhnya.<br />Dia sedang memampatkan atau membekukan perkembangan sastra yang tak<br />lain adalah keterhubungan sastra Indonesia dengan sastra-sastra lain<br />dalam ruang dan waktu kepada sebuah latar masa kini yang terbatas yang,<br />ibarat sebuah bidang lukisan, sudah terisi barik dan jejak para<br />pendahulu, sehingga baginya hanya tersisa sebuah pojok kosong yang<br />kecil saja di mana ia hanya bisa melanjutkan bentuk-bentuk yang sudah<br />(telanjur) ada. antaran, paling tidak, dibandingkan dengan kaum<br />seniman di tiga negeri itu, si penyair dan barangkali seluruh<br />"generasi"-nya, tak terdukung institusi (termasuk pendidikan) yang<br />memadai, tradisi kesenian modern yang kokoh, dan diplomasi kebudayaan<br />yang sungguh-sungguh (yang bisa membuka pergaulan kosmopolit).<br />Dan jika kesenian memperbolehkan seorang seniman<br />menjadi "nabi kecil" yang mencipta dari langit berbeda dengan spesialis<br />lain, ilmuwan misalnya, yang harus tunduk pada keketatan tradisi<br />disiplinnya, yaitu tradisi yang tak terkungkung (politik) identitas<br />maka sempurnalah keterkucilannya dalam cangkang kebangsaan. Seandainya seorang novelis atau penyair tahu atau<br />memilih kapan sastra bangsanya mulai (Melayu Rendah atau Balai Pustaka,<br />misalnya) karena "jasa" kaum "sejarawan" itu, akankah ia tertolong<br />menulis sastra yang lebih baik, katakanlah sastra yang berhasil<br />mengaduk, menerobos "sastra tinggi" dan "sastra rendah" semisal<br />Midnight Children atau Amor en los Tiempos del C_lera? Dalam bentuk lain, para "pemikir" tersebut bergerak<br />menjadi "budayawan" yaitu mereka yang tak begitu betah dalam disiplin<br />sastra (atau disiplin apa saja) demi "kesejahteraan dunia dan<br />perikemanusiaan di masa yang dekat" (Takdir Alisjahbana), "revolusi<br />jiwa, revolusi dalam sumber segala kenyataan hidup, kenyataan<br />kebudayaan" (HB Jassin), "penempatan nilai-nilai baru atas nilai-nilai<br />usang yang harus dihancurkan" (Surat Kepercayaan Gelanggang), "memahami<br />pertentangan-pertentangan yang berlaku dalam masyarakat maupun di dalam<br />hatimanusia" (Mukadimah Lembaga Kebudayaan Rakyat), "perubahan<br />kondisi-kondisi kultural itu secara revolusioner menuju ke arah<br />masyarakat sosialis Pancasila" (Penjelasan Manifes Kebudayaan) dan<br />deretan jargon ini masih bisa direnteng terus. (Dan pembaca ideal itu mungkin sebentar lagi menjelma<br />sebagai pembaca konkret jika si penulis bisa bekerja di laboratorium<br />sebagaimana penemu lampu listrik, pesawat terbang, atau rumus<br />matematika-fisika yang tak mengharapkan sambutan atau tepuk tangan.)<br />Bukankah di dunia ini ada juga penulis yang hanya menulis untuk<br />teman-temannya sendiri, mungkin ibunya atau neneknya sendiri, seraya<br />sadar diri bahwa ia hanya bercerita, bukan berkhotbah, seraya<br />meremehkan sastra nasionalnya sendiri: seperti penulis Ficciones dan<br />Cien A_os de Soledad yang tak mengharapkan karyanya dicetak lebih dari<br />3.000 kopi, dan ternyata mampu terjual dalam bahkan jutaan kopi,<br />diterjemahkan ke berbagai bahasa, dan mengubah khazanah sastra dan<br />pembaca di mana-mana?(Dan pembaca ideal itu mungkin sebentar lagi menjelma<br />sebagai pembaca konkret jika si penulis bisa bekerja di laboratorium<br />sebagaimana penemu lampu listrik, pesawat terbang, atau rumus<br />matematika-fisika yang tak mengharapkan sambutan atau tepuk tangan.)<br />Bukankah di dunia ini ada juga penulis yang hanya menulis untuk<br />teman-temannya sendiri, mungkin ibunya atau neneknya sendiri, seraya<br />sadar diri bahwa ia hanya bercerita, bukan berkhotbah, seraya<br />meremehkan sastra nasionalnya sendiri: seperti penulis Ficciones dan<br />Cien A_os de Soledad yang tak mengharapkan karyanya dicetak lebih dari<br />3.000 kopi, dan ternyata mampu terjual dalam bahkan jutaan kopi,<br />diterjemahkan ke berbagai bahasa, dan mengubah khazanah sastra dan<br />pembaca di mana-mana?<b><span style="font-size:18pt;"><o:p></o:p></span></b></p> sastrahttp://www.blogger.com/profile/03904878982818911734noreply@blogger.com0